Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
- Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
- Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
- Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
- Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
- Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.
- Memberantas atau mencegah hama-hama air.
- Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
- Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat untuk keberlangsungan dunia produksi pertanian. Banyaknya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan hasil panen, dapat diminimalisir dengan pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak terlalu besar. Selain bidang pertanian, pestisida juga memberikan banyak manfaat untuk membantu masalah yang timbul akibat adanya organisme pengganggu di tingkat rumah tangga. Seperti pembasmian nyamuk misalnya, dengan adanya pestisida maka proses pembasmian nyamuk akan menjadi lebih cepat dan efisien. Bahkan masih banyak lagi peranan pestisida bagi kehidupan manusia di berbagai bidang.
Pertumbuhan tanaman akan terganggu bila ada hama pengganggu. Biasanya para petani menggunakan pestisida untuk mengusir atau membunuh hama tsb. Pestida terdiri dari 2 golongan yaitu pestisida organik / alami dan non organik (terbuat dari bahan kimia).
Penggunaan pestisida non organik / kimia semakin lama semakin ditinggalkan seiring dengan meningkatnya wawasan para pengguna produk pertanian karena residu / sisa dari pestisida yang menempel pada produk pertanian tsb dapat menjadi racun para penggunanya disamping dapat merusak ekosistem di sekitar lahan pertanian.
Oleh karena itu penggunaan pestisida alami menjadi solusi yang banyak dipilih untuk mengatasi hama untuk pertanian / perkebunan organik mereka. Bahannya pun mudah ditemukan di sekitar kita dan murah.
Cara Membuat Peptisida Alami
1. Semprotan dari Bawang Putih dan Cabe
Caranya: rebus 3 siung bawang putih dan segenggam cabe dengan air +/- 5 liter dalam panci dan tambahkan sabun cuci piring 3 sdm, aduk dan diamkan selama 1 hari.
Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan. Bawang putih merupakan sebuah insektisida, fungisida dan penolak hama. Cabe juga merupakan sebuah insektisida dan penolak hama. Sabun akan membantu semprotan untuk melekat pada tanaman dan serangga.Gunakan larutan ini untuk aphid, cacing, ulat bulu, dan ngengat.
Caranya: tumbuk 1 genggam jahe dan masukkan ke dalam 1 ember air, aduk dan diamkan selama 1 hari. Saring dan semprotkan ke tumbuhan yang rusak untuk menahan pertumbuhan larva cacing dan ulat.
4. Semprotan Daun Tomat
Caranya: 1 kg daun tomat direbus dalam 2 liter air selama 30 menit, tambahkan segenggam daun, batang dan buah tomat dan 2 liter air. Campur semua bahan lalu diamkan selama 6 jam atau 1/2 hari. Aduk lalu tambahkan 4 sdm sabun. Semprotkan tiap 2 hari sekali jika hama dalam jumlah banyak.
Dapat untuk mengusir aphid, semut, ulat, telur serangga, lalat, jamur dan bakteri.
Pestisida daun tomat ini sangat keras, jadi gunakan sarung tangan dan masker saat menyemprot. Dan cucilah tangan setelah menyemprot.
5. Semprotan Daun Tembakau
Caranya: rendam 1 kg daun tembakau yang sudah dipotong kecil-kecil dalam 15 liter air selama 1 hari 1 malam. Tambahkan 2 sdm sabun cair. Aduk rata.
Semprotan ini dapat digunakan untuk membasmi aphid, virus daun keriting, ulat dll.
Penggunaan pestisida non organik / kimia semakin lama semakin ditinggalkan seiring dengan meningkatnya wawasan para pengguna produk pertanian karena residu / sisa dari pestisida yang menempel pada produk pertanian tsb dapat menjadi racun para penggunanya disamping dapat merusak ekosistem di sekitar lahan pertanian.
Oleh karena itu penggunaan pestisida alami menjadi solusi yang banyak dipilih untuk mengatasi hama untuk pertanian / perkebunan organik mereka. Bahannya pun mudah ditemukan di sekitar kita dan murah.
Cara Membuat Peptisida Alami
1. Semprotan dari Bawang Putih dan Cabe
Caranya: rebus 3 siung bawang putih dan segenggam cabe dengan air +/- 5 liter dalam panci dan tambahkan sabun cuci piring 3 sdm, aduk dan diamkan selama 1 hari.
Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan. Bawang putih merupakan sebuah insektisida, fungisida dan penolak hama. Cabe juga merupakan sebuah insektisida dan penolak hama. Sabun akan membantu semprotan untuk melekat pada tanaman dan serangga.
2. Semprotan Daun Pepaya
Caranya: 1kg daun pepaya yang telah dipotong kecil-kecil dan ditumbuk atau dilumatkan, campurkan dengan 1liter air. Aduk dan diamkan selama 1 jam. Saring dan ambil sarinya, kemudian aduk lagi dan tambahkan 4 liter air dan 4 sdm sabun, aduk rata.
Dapat digunakan untuk hama seperti aphid, rayap, hama kecil dand ulat.
3. Semprotan Jahe
Caranya: 1kg daun pepaya yang telah dipotong kecil-kecil dan ditumbuk atau dilumatkan, campurkan dengan 1liter air. Aduk dan diamkan selama 1 jam. Saring dan ambil sarinya, kemudian aduk lagi dan tambahkan 4 liter air dan 4 sdm sabun, aduk rata.
Dapat digunakan untuk hama seperti aphid, rayap, hama kecil dand ulat.
3. Semprotan Jahe
Caranya: tumbuk 1 genggam jahe dan masukkan ke dalam 1 ember air, aduk dan diamkan selama 1 hari. Saring dan semprotkan ke tumbuhan yang rusak untuk menahan pertumbuhan larva cacing dan ulat.
4. Semprotan Daun Tomat
Caranya: 1 kg daun tomat direbus dalam 2 liter air selama 30 menit, tambahkan segenggam daun, batang dan buah tomat dan 2 liter air. Campur semua bahan lalu diamkan selama 6 jam atau 1/2 hari. Aduk lalu tambahkan 4 sdm sabun. Semprotkan tiap 2 hari sekali jika hama dalam jumlah banyak.
Dapat untuk mengusir aphid, semut, ulat, telur serangga, lalat, jamur dan bakteri.
Pestisida daun tomat ini sangat keras, jadi gunakan sarung tangan dan masker saat menyemprot. Dan cucilah tangan setelah menyemprot.
5. Semprotan Daun Tembakau
Caranya: rendam 1 kg daun tembakau yang sudah dipotong kecil-kecil dalam 15 liter air selama 1 hari 1 malam. Tambahkan 2 sdm sabun cair. Aduk rata.
Semprotan ini dapat digunakan untuk membasmi aphid, virus daun keriting, ulat dll.
Gunakan pestisida daun tembakau hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir. Gunakan pakaian pelindung, sarung tangan dan masker saat menggunakan pestisida ini. Karena sangat keras dan juga dapat membunuh serangga lain yang berguna. Dan jangan digunakan semprotan ini untuk pohon tomat, kentang, terong, cabe dan mawar.
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Peptisida
- Stop penggunaan pestisida alami setidaknya 2 minggu sebelum masa panen. Walaupun pestisida ini alami tetapi hal ini penting agar rasa buah yang kita makan tetap enak dan tidak efek-efek lain yang mengganggu kesehatan manusia. Jangan lupa untuk selalu mencuci buah atau sayuran dengan air bersih yang mengalir.
- Lakukan rotasi penggunaan pestisida alami untuk mencegah serangga/hama menjadi kebal terhadap satu macam pestisida.
- Semprot pestisida alami di pagi hari atau senja untuk mencegah tumbuhan terbakar karena panas matahari.
- Pada saat musim basah/hujan, lakukan penyemprotan setidaknya 3 jam sebelum hujan agar hasil yang diperoleh berdampak maksimum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar